Karna Luka Darimu
Setiap hari aku diabaikan olehmu, kau berpura-pura tak tahu dengan sebuah alasan menjaga hati, kelak jika nanti dihari-harimu kau merindukan aku, mungkin langkahku untuk memimilikimu telah pergi menjauh, aku berdoa agar seseal menghampirimu.
Seperti bunga yang layu kala musim berganti, musimku telah usai dan ceritaku pun telah habis, namun semua kenangmu masih saja membekas, dan kau telah bertemu dengan musimmu yang baru, sedangkan aku masih saja belum menemukan musimku agar hatiku kembali mekar dan indah.
Dikala senja, aku berjalan dibawah hujan melihat sebuah genangan, dan digenangan itu terlihat memantulkan wajahmu, membuat aku menjadi semakin rindu akan kisah kita dulu, padahal rindu itu telah kukunci dengan rapat, tapi kala mengingatmu kunci itu sama sekali tak ada arti, jarum-jarum rindu menusuk hatiku, semakin banyak rinduku semakin pilu.
Waktu demi waktu berlalu, rinduku masih sama seperti yang dulu, aku menunggu kita kembali seperti dulu, namun sang waktu tak memihak padaku, karna kau telah hilang menjadi sejarah, dan hanya bisa untuk kukenang saja, sementara itu sejarah itu selalu saja aku ingat, hingga sejarah itu pun tumpah menjadi sebuah air mata penyesalan.
Kala hujan berhenti, pelangi pun tak datang karna hari sudah malam, hatikupun begitu, dikala merindumu telah berakhir, bahagiakupun tak kunjung hadir, kau tau karna apa? karna hatiku belum bosan menetap padamu.
Tapi dari semua luka dan rindu yang telah kau beri ini, aku ikhlas menjalaninya, karna luka darimu membuatku mengenal akan patah hati, mengenal diacuhkan tanpa ada harapan, dan yang paling penting luka darimu ini membawaku pada orang yang lebih tepat.
Seperti bunga yang layu kala musim berganti, musimku telah usai dan ceritaku pun telah habis, namun semua kenangmu masih saja membekas, dan kau telah bertemu dengan musimmu yang baru, sedangkan aku masih saja belum menemukan musimku agar hatiku kembali mekar dan indah.
Dikala senja, aku berjalan dibawah hujan melihat sebuah genangan, dan digenangan itu terlihat memantulkan wajahmu, membuat aku menjadi semakin rindu akan kisah kita dulu, padahal rindu itu telah kukunci dengan rapat, tapi kala mengingatmu kunci itu sama sekali tak ada arti, jarum-jarum rindu menusuk hatiku, semakin banyak rinduku semakin pilu.
Waktu demi waktu berlalu, rinduku masih sama seperti yang dulu, aku menunggu kita kembali seperti dulu, namun sang waktu tak memihak padaku, karna kau telah hilang menjadi sejarah, dan hanya bisa untuk kukenang saja, sementara itu sejarah itu selalu saja aku ingat, hingga sejarah itu pun tumpah menjadi sebuah air mata penyesalan.
Kala hujan berhenti, pelangi pun tak datang karna hari sudah malam, hatikupun begitu, dikala merindumu telah berakhir, bahagiakupun tak kunjung hadir, kau tau karna apa? karna hatiku belum bosan menetap padamu.
Tapi dari semua luka dan rindu yang telah kau beri ini, aku ikhlas menjalaninya, karna luka darimu membuatku mengenal akan patah hati, mengenal diacuhkan tanpa ada harapan, dan yang paling penting luka darimu ini membawaku pada orang yang lebih tepat.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar